Semakin ke
sini, rasanya kok semakin malas saya menulis atau membahas soal Anies Baswedan
ya?Sosok bakal Capres yang paling kasihan saat ini, atau kalau dalam bahasa
Jawanya rodok melas yang menggambarkan kondisi yang menyedihkan nelangsa dan
patut dikasihani, tapi saat yang sama saya mendapati bahwa figur Bapak Politik
Identitas ini juga membuat orang menahan diri kalau mau kasihan kepada dirinya.
Serba salah jadinya, bukan?
Ya , sejak
namanya mulai dari diperhitungkan dalam kancah politik, setidaknya di Jakarta
pada Pilgub doa 2017 kemarin, sosok Anies Baswedan ini memang ngeselin. Awalnya
memang beiau terlihat saleh, cakap bicara, dan bisa dianggap pintar karena
mungkin waktu itu publik terkesima oleh kemampuan olah katanya. Namun, tetapi
semakin ke sini, kapasitas orang ini sekaligus tabiatnya semakin terbuka,
bahkan sudah menjadi rahasia umum ... ternyata nggak seperti yang orang kira!
Saat ada
partai sembrono yang berbaik hati mau mengusungnya sebagai bakal Capres 2024
pun, sosok Anies masih juga dirasa bikin risih karena banyak maunya, juga kayak
anak ABG yang moody sehingga gampang berubah maunya.
Elit Nasdem
pun belum lama mengeluhkan akan permintaan Anies yang suka berubah-ubah,
terutama dalam meminta sosok Cawapres yang kudu memenuhi kriterianya.
Masalahnya, kriterianya juga nggak jelas karena berubah-ubah seenak udelnya, ya
karena moody itu tadi!
Padahal kalau
dipikir, apa sih yang bisa ditawarkan Anies, selain sosoknya yang suka menjadi
antitesis dengan segala tingkah polahnya, juga kemampuan olah katanya yang bak
seeklor ular dengan bisa beracunnya? Nggak ada!
Secara posisi,
sebenarnya jika dibandingkan Prabowo Subianto, apalagi dibandingkan dengan
Ganjar Pranowo, yang paling lemah ya kubu Anies ini, termasuk koalisi
Nasdem-PKS-Demokrat yang diprediksi akan bubar jalan, kecuali mereka menemukan
kesepakatan yang bisa menengahi semua konflik kepentingan yang ada.
Cuma ya itu,
ego siapa mau dikorbankan karena masing-masing pihak seperti keras kepala dan
ingin memaksakan kehendak kepada yang lain, termasuk Anies, yang bisa dibilang
bak anak pungut yang bisa dimanfaatkan oleh koalisi partai demi kepentingan
mereka, kalau misalnya beneran maju pada Pilpres 2024 dan menang. Misalnya loh
yaa!
Jujur saja,
kalau ingat cerita Pilgub 2017 kita pasti akan setuju kalau Anies melanjutkan
kiprahnya sampai setidaknya ikut mendaftar ketika momen pendaftaran tiba,
karena seru dan lucu kalau orang ini sudah beraksi.
Namun, melihat
risiko dan keributan yang mungkin ditimbulkan oleh para pendukungnya, yang
sudah terbukti ngeselin dan suka bikin naik darah, mendingan dicukupkan sampai
di sini sajalah. Mendingan fokus dan energi dipakai untuk memeriahkan Pilpres
2024 yang seharusnya memang disambut dengan gembira seperti theme song Pemilu
kita ... pemilihan umum telah memanggil kita. S'luruh rakyat menyambut gembira!
0 komentar:
Posting Komentar