Pilihan beras lokal berkualitas semakin lengkap
dengan kehadiran beras Srinuk, produk pertanian unggulan Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah, yang dahulu dikenal dengan nama beras Rojo Lele. Beras ini turut
diperkenalkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo saat menyalurkan program Bantuan
Sosial bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bulan September lalu.
Dukungan Ganjar Pranowo untuk penggunaan beras
Srinuk sebagai salah satu cara menggaungkan produk lokal dan juga mewujudkan
ketahanan pangan.
Seorang petani beras Srinuk, Harjono asal Desa
Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Klaten, menilai kedatangan Ganjar ke tempatnya
untuk mengecek beras Srinuk sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap
petani.
Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang)
Kabupaten Klaten selaku pihak yang ikut meneliti beras Srinuk intens berusaha
agar beras ini menjadi lebih baik.
Kabid Litbang Bappedalitbang Kabupaten Klaten
Muhammad Umar Said mengatakan, penelitian Srinuk ini dibantu BATAN. Berawal
dari keprihatinan beras asal Klaten, Rojolele, yang tidak banyak ditanam
petani. Di antaranya karena masa tanamnya yang panjang yaitu hampir enam bulan.
Padahal padi jenis lain 3-4 bulan saja dan batang padi Rojolele yang terlalu
panjang karena terancam kena makan burung.
"Sehingga petani malas. di antaranya (tidak
banyak nanam Rojolele) mudah roboh diserang angin dan burung sehingga sangat
tidak worth it (layak) untuk petani, itu (Rojolele) sudah mau
ditinggalkan," kata dia.
Bappedalitbang bekerja sama dengan BATAN mencari
solusi agar merekayasa jenis padi biar lebih pendek umurnya supaya cepat panen,
dan pendek batangnya supaya lebih diminati petani dan beras Klaten bisa
bersaing lagi.
0 komentar:
Posting Komentar