Ganjar Pranowo berhasil mengemas Jawa Tengah menjadi
primadona investasi. Para investor kini mengantri membuka lapangan usaha baru
sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tumbuhnya kepercayaan para
investor juga tidak lepas dari sistem birokrasi yang bersih dan cepat yang
selama ini dibangun di Jateng.
Pada semester I tahun 2022, total investasi di Jawa
Tengah tembus Rp 39,19 triliun. Dari nilai itu, yang mendominasi justru
penanaman modal asing (PMA) dengan realisasi nyaris Rp 20 triliun. Sisanya
penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Jepang menjadi negara yang paling banyak
berinvestasi di Jateng dengan nilai penanaman modal 525.209,50 dolar AS atau
46,23 persen dari total investasi di Jateng semester pertama 2022.
Negara kedua dari besaran investasi adalah Korea
Selatan dengan 166.410,10 dolar AS (14,65 persen), disusul Singapura 85.183,70
dolar AS, Hongkong 60.850,40 dolar AS, dan Republik Rakyat Tiongkok 54.790,20
dolar AS.
Dengan total investasi Rp 39,19 triliun dan proyek
8.298 itu, totalnya ada 116 ribu lebih tenaga kerja yang terserap. Ia merinci,
dari jumlah tenaga kerja yang terserap itu, PMA membutuhkan lebih banyak yakni
68.041 orang, sementara PMDN menyerap 48.026 orang.
Penyerapan jumlah tenaga kerja pada semester pertama
2022 kali ini juga melebihi capaian tahun 2018 dan 2019. Pada 2018 tercatat
serapan tenaga kerja 112.883 pekerja, sedangkan pada 2019 terserap 114.743
pekerja.
Perusahana raksasa seperti Wavin pun kepincut
menanamkan investasi di Jawa Tengah. Anak usaha Orbia dan bergerak pada bidang
bangunan dan infrastruktur ini melakukan ground breaking pabrik di Grand Batang
City atau Kawasan Industri Terpadu Batang pada 3 Oktober 2022 kemarin.
Lahan seluas 20 hektare dipakai perusahaan asal
Belanda ini untuk mendirikan pabrik yang dijadwalkan akan mulai beroperasi pada
tahun 2024. Wavin menjadi salah satu dari 10 perusahaan besar dunia yang sudah
berinvestasi di Ground Batang City. Mulai dari pabrik baterai mobil listrik,
kaca, alkes, dan lainnya.
Keberhasilan Ganjar dalam menjadikan Jateng sebagai
primadona investasi juga diakui Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM
Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional, M. Pradana Indraputra. Seperti
diberitakan Pikiran Rakyat, ia menilai kepemimpinan Ganjar mampu menyelaraskan
seluruh OPD untuk menyukseskan sektor investasi. Di samping itu juga sarana
prasarana yang nyaman serta respon pemangku kebijakan yang cepat.
Selain itu Jawa Tengah juga mempunyai ketersediaan
infrastruktur yang pro investasi. Seperti dua pelabuhan internasional, dua
bandara internasional, serta konektivitas Jalan Tol Trans-Jawa dan jaringan rel
kereta api yang telah menghubungkan seluruh wilayah di Jawa Tengah.
Di sisi energi, Jawa Tengah surplus energi listrik
yang didukung oleh 7.303,97 MW, didukung jaringan gas industri untuk memenuhi
kebutuhan industri di Jateng, dan jaringan air bersih untuk kebutuhan industri.
Dengan modal itu, Ganjar semakin percaya diri
menawarkan investasi kepada negara-negara anggota Uni Eropa. Pasalnya,
negara-negara tersebut cukup punya potensi untuk menanamkan investasi di Jawa
Tengah.
0 komentar:
Posting Komentar