Suatu kebanggaan bagi Indonesia, pasalnya Indonesia dengan resmi memiliki vaksin asli buatan dalam negeri yang diberi nama, Vaksin Indovac dan Vaksin Merah Putih.
Dua vaksin Covid-19 yang diproduksi dalam negeri, Indovac dan Inavac telah disetujui oleh Presiden RI Joko Widodo. Kedua vaksin tersebut telah memasuk uji klinis tahap akhir oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Indonesia patut bangga Vaksin pertama Indovac untuk vaksin BUMN, dan kedua adalah vaksin Merah Putih dengan platforminactivated virus, namanya Inavec dan sudah disetujui Jokowi.
Vaksin ini digadang-gadang memiliki kelebihan dibandingkan vaksin buatan luar negeri, serta mampu mengatasi penularan virus covid-19 lebih cepat dan ampuh!
Kedua vaksin itu diharapkan bisa digunakan oleh masyarakat pada September 2022 mendatang setelah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM.
Vaksin Indovac dikembangkan oleh PT. Bio Farma Eijkman dan Bayer of College dengan platform rekombinan sub-unit. Sementara itu, Inavac dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) yang bekerja sama dengan PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Fase dua sudah dilewati, dan hasilnya bagus bisa meningkatkan sistem imunitas dan hasilnya tidak kalah dengan vaksin yang sudah dapat EUA dengan teknologi yang sama.
Saat ini, BPOM masih kajian terhadap ribuan subjek yang menjalani injeksi di masing-masing laboratorium. Dia berharap semuanya selesai pada September mendatang. Tak hanya vaksin primer, pihaknya menyebut akan menyiapkan vaksin buatan Indonesia itu sebagai dosis penguat atau booster.
Uji klinik booster sudah disetujui untuk dilakukan akhir tahun ini. Sehingga program vaksinasi booster dengan vaksin dalam negeri bisa selesai sebelum akhir tahun.Harapannya September 2022 selesai dan keluar EUA sesuai standar internasional.
Direktur utama PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia, FX Sudirman, mengaku bangga vaksin buatannya sudah sampai uji klinis tahap akhir. Ia pun tengah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin agar vaksinnya bisa digunakan sebelum akhir tahun.
"Ini adalah 100 persen karya anak bangsa, virus dari isolasi anak bangsa dikembangkan oleh tim peneliti Unair dan kami siap komersialisasi untuk itu," terangnya.
“Kapasitas produksi downstream PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis per bulan. Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga 5 juta dosis per bulan mirip dengan Indovac,” lanjutnya.
PT. Biotis masih menunggu hasil uji klinis fase tiga yang dilakukan oleh BPOM. Dia juga berharap Inavec bisa menjadi vaksin booster yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Harapannya pemanfaatan Inavec bisa memberikan manfaat booster bagi masyarakat Indonesia di tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar