Ganjar Pranowo
meluncurkan “Rumah Kebangsaan Cipayung Plus Jawa Tengah”, tepat di Hari
Pahlawan. Rumah pergerakan yang ditenagai oleh para mahasiswa itu, bertujuan
melenyapkan polarisasi yang terjadi pasca-Pemilu Presiden 2019 dan memberi
literasi politik jelang Pemilu 2024.
Ketua Umum Rumah
Kebangsaan Cipayung Plus Jawa Tengah Nur Kholis mengatakan, ada tujuh
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang turut serta dalam gerakan tersebut.
Mereka adalah HMI, PMII, IMM, PMKRI, GMKI, KAMMI dan GMNI.
Di Pemilu 2019,
di sana ada pembelahan (polarisasi) masyarakat yang kita rasakan sampai saat
ini. Kita sadar betul pada Pemilu 2024, pemilih didominasi oleh kaum milenial.
Kami sebagai bagian dari kaum milenial, memiliki tanggung jawab besar agar
kejadian 2019 tak terulang lagi.
Nur Kholis
menyebut, aktivitas di dalam rumah tersebut akan didominasi oleh kerja-kerja
edukatif ala anak muda kekinian. Di antaranya pembuatan konten positif di media
sosial hingga podcast. Selain itu, dengan anggota yang tersebar di pelosok
Jateng, pergerakan ini juga akan semakin masif memberi edukasi kepada warga.
Anggota kami ada
sekitar 200 ribu (orang) yang tersebar di kabupaten kota. Nanti selain
menyebarkan konten positif, kita juga akan masuk ke desa-desa, sistemnya
seperti KKN, terjun masyarakat kita masuk pada forum-forum seperti rapat RT.
Ditambahkan,
gerakan ini didukung oleh banyak stakeholder. Mulai dari Pemprov Jateng,
kepolisian, KPU, Bawaslu serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk menjadikan
Pemilu sebagai ajang yang damai.
Sementara itu
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut, pahlawan-pahlawan masa kini adalah
mereka yang rela berkorban dan ikhlas. Ia menyebut nama Subari yang ikhlas
mendarmakan tanahnya seluas 1.800 meter persegi untuk dibuat embung, Mbah
Sadiman yang menghijaukan lereng di Wonogiri, Perpustakan Kuda Ridwan Sururi
sampai pemuda yang mengubah sampah jadi sampah, Jafar Labib.
0 komentar:
Posting Komentar