Ganjar Pranowo
berpesan kepada para pelaku UMKM di Jawa Tengah, termasuk Kota Solo, agar tak
hanya sebatas memamerkan produk di luar negeri. Mereka juga harus lebih berani
untuk menjual produk-produk mereka. Saya meyakini polanya nanti tidak cukup
hanya sekadar pameran, tapi harus jualan. Maka temanya hari ini Dari Ekspo ke
Ekspor. Itu menurut saya paling bagus.
Ia pun berharap
ke depan makin banyak pelaku UMKM akan membuka toko Indonesia di negara lain.
Saya berharap betul nanti di banyak negara itu kita punya toko. Banyakin toko
Indonesia. Banyakin untuk jualan apapun. Kuliner, UMKM, atau apa saja yang
menjadi produk kita. Kalau cuma pamer-pamet saja itu tidak cukup.
Ekspor produk
UMKM itu merupakan hasil kerja sama pentahelix yang dilakukan antara Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Solo, Universitas Sebelas Maret (UNS),
dan Bank Jateng. Tujuannya, memperkenalkan produk UMKM Jawa Tengah ke negara
Prancis.
Selanjutnya,
produk UMKM yang berupa kerajinan tangan itu akan dipamerkan di La Maison de
I’indonesie di Paris. Produk-produk itu merupakan produksi dua UMKM yaitu
mahasiswa dan alumni UNS selaku pemilik UMKM, yang telah melewati kurasi.
Produk berupa kerajinan tangan dalam bentuk furnitur, tekstil berupa kain
pantai, dan produk fesyen.
Dengan
keberadaan toko-toko Indonesia itu, ia berharap produk UMKM itu akan laku dan
warga di negara lain itu akan mengetahui di mana produk itu bisa didapatkan.
Dengan toko-toko itu, jika produk itu laku, maka warga negara lain itu tentunya
akan mengetahui di mana produk itu harus didapatkan. Itu adalah sebagian cara
kita mengerahkan UMKM di Jawa Tengah maupun daerah lain," tuturnya.
Menurut Ganjar,
hal ini juga menjadi upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendongkrak
kembali ekspor yang bulan lalu diakuinya sempat turun. Jumlah produk yang
diberangkatkan untuk ekspor pada Rabu itu sebanyak 402 item. Terhadap
produk-produk itu, UNS berencana memproses perolehan Hak atas Kekayaan
Intelektual atau HAKI-nya.
0 komentar:
Posting Komentar