Meskipun dalam kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil, Joko Widodo menyampaikan, saat ini keuangan negara masih sanggup untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pertalite. Ia mengatakan, di beberapa negara lain, harga BBM sudah mengalami kenaikan. Misalnya, Jerman dan Singapura yang telah menaikkan harga BBM menjadi Rp 31 ribu, sedangkan Thailand mencapai Rp 20 ribu.
Padahal saat ini harga minyak Dunia di berbagai Negara sudah mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi, namun Indonesia masih mempertahankan harga BBM murah di masyarakat. Harga BBM kita masih Rp 7.650. Karena Disubsidi oleh APBN. Ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi.
Indonesia membuktikan bahwasanya kepentingan dan kenyamanan masyarakat tetap menjadi fokus utama dalam kebijakan Subsidi Pemerintah. Jokowi pun mengingatkan, Indonesia masih mengimpor separuh dari kebutuhan BBM nasional. Selain BBM, Indonesia juga masih mengimpor gas yang cukup besar jumlahnya.
Masih impor artinya Kalau harga di luar naik, kita juga harus membayar lebih banyak.
Jokowi menambahkan, seluruh negara di dunia saat ini sedang tidak berada di posisi yang aman. Selain masih menghadapi pandemi Covid-19 yang belum selesai, semua negara juga masih harus berupaya melakukan pemulihan ekonomi.
Namun, di tengah upaya pemulihan ekonomi global, terjadi perang antara Ukraina dan Rusia yang kemudian berdampak pada harga pangan dan energi. “Pangan, minyak, dan gas yang akan mempengaruhi semua negara di dunia. Hati-hati, minyak saat normal dulu sebelum pandemi harganya hanya 60 dolar. Sekarang ini 110 sampai 120 dolar per barrel. Sudah dua kali lipat.
#IndonesiaHEBAT
0 komentar:
Posting Komentar