Penggunaan
produk dalam negeri di Jawa Tengah mencapai Rp 2,7 triliun atau secara
presentase mencapai 98,26 persen. Menariknya, dari capaian tersebut sebanyak
85,6 persen atau sekitar Rp 2,4 triliun menggunakan produk dari UMKM.
Disampaikan
Ganjar dalam Rakor Nasional Pengawasan Internal Tahun 2022, perencanaan
pengadaan barang dan jasa di Jateng nilainya kurang lebih Rp 4 triliun. Jumlah
tersebut terdiri atas 23.967 paket barang dan jasa. Dari jumlah tersebut, yang
tervalidasi oleh pejabat pembuat komitmen senilai Rp 2,8 triliun dengan rincian
19.671 paket.
Dari jumlah yang
sudah divalidasi itu, ada Rp 2,7 triliun atau sekitar 98,26 persen telah
menggunakan produk dalam negeri. Informasi ini menyenangkan buat kita karena
komitmen kita tidak buruk. Apalagi Rp 2,4 T atau 85,6 persennya menggunakan
produk UMKM dan koperasi
Ganjar mengaku
akan berkomitmen menjaga tren positif tersebut. Sebab, kesuksesan program
peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) ini akan mendorong industri
dalam negeri bergerak.
Jokowi dalam
arahannya menyampaikan realisasi komitmen penggunaan produk dalam negeri harus
digenjot lagi. Dijelaskan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari 209 pemda
targetnya Rp 543 triliun, bersumber dari APBN dan APBD. Komitmen yang sudah
terealisasi ada sekitar 22 persen atau Rp 122,1 triliun.
Jokowi
mengingatkan agar pengadaan barang dan jasa lebih mengutamakan produk dalam
negeri. Saat ini, masih banyak lembaga dan kementerian yang membeli barang dari
luar negeri meskipun di dalam negeri produk yang sama juga diproduksi.
0 komentar:
Posting Komentar