Direktur
Eksekutif Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul menilai bahwa penasihat
politik capres Partai Nasdem, Anies Baswedan, terlalu mengapitalisasi kehadiran
Eks Gubernur DKI Jakarta itu dalam gelaran G20 di Bali.
"Penasihat
politiknya Anies harus jeli, jangan mengapitalisasi isu yang menurut saya malah
kontra produktif. Nanti membuat stigma nama Anies ini jelek. Ini negatif
menurut saya,"
Adib menilai
kehadiran Anies dalam gelaran G20 menjadi ajang pencitraan. Sebab, menurutnya,
kehadiran Mantan Mendikbud itu bukan hanya karena layak diundang sebagai
narasumber, tetapi tidak mengisi panggung utama dalam gelaran G20.
"Saya kira
inilah pencitraan dari sesungguhnya pencitraan," katanya.
Dia juga
mengatakan bahwa gelaran G20 tidak hanya dilaksanakan di Bali, tetapi juga di
daerah-daerah lainnya. Oleh sebab itu, kehadiran Anies tidak berarti spesial,
sebab bukan hanya dia yang diundang dalam gelaran tersebut.
"Kenapa
diklaim ini dia layak tampil di forum internasional? Memang betul (layak) tapi
kan kalau dibilang, layer berapa sih sebenarnya G20 roadshow, ini kan layer
ketiga, keempat atau ring tiga, keempat dari sekian banyak," kata Adib
"G20 itu
kan lagi membahas soal transisi energi terbarukan, pastinya akan mengundang
praktisi, akademisi, mantan gubernur, wali kota segala macam untuk tampil
sebenarnya," jelas Adib.
Adib juga
menilai, kapitalisasi kehadiran Anies Baswedan dalam gelaran G20 hanya membuat
elektabilitasnya menurun. Sebab, kelayakan Anies sebagai narasumber bukan inti
dari gelaran G20.
Dia menyebut
bahwa banyak wali kota, gubernur, dan akademisi yang terlibat dalam gelaran
G20. Selain itu juga dia menegaskan bahwa G20 tidak hanya dilaksanakan di Bali.
Ini kan ada di
berbagai kota, bahkan banyak kok wali kota, gubernur, akademisi juga tampil
dalam seminar-seminar itu. Apalagi kalau memang kapasitas Anies sebagai mantan
Gubernur, saya kira kan layak. Tetapi saya kira kan bukan inti G20.
0 komentar:
Posting Komentar