Pengamat
mengatakan dukungan ulama peranakan Arab, termasuk Rizieq, tidak terbukti
efektif menjamin kemenangan politisi. pimpinan Front Pembela Islam (FPI),
Rizieq Shihab, telah bertemu dengan Anies Baswedan.
Direktur
Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan pertemuan
mereka ini menunjukkan upaya Anies mengasosiasikan dirinya dengan ulama
tersebut. Langkah itu tak mengejutkan, menurut Adi, karena dalam pemilihan
gubernur pada 2017, Anies didukung oleh Rizieq Shihab dan para pengikutnya.
Pada Pilkada
tahun 2017, Anies, berhasil memenangkan lebih dari 57% suara, mengalahkan
gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama, atau BTP, yang terjerat kasus
penistaan agama Islam. Proses Pilkada itu diwarnai serangkaian demonstrasi
besar yang berujung pada pemenjaraan BTP.
Pengamat masalah
keislaman dan pemerhati politik komunitas Arab di Indonesia, Ahmad Syarif
Syechbubakr, menyebut tokoh sentral dalam demonstrasi yang disebut 212
tersebut, adalah Rizieq Shihab. Pimpinan FPI itu disebutnya berhasil menyatukan
golongan konservatif baik dari kubu Islam tradisionalis maupun modernis selama
protes 212.
HRS (Habib
Rizieq Shihab) berhasil membentuk jaringan alumi dan ulama 212. Menurut saya,
secara politik jaringan 212 itu cukup mahal dan Anies sepertinya melihat itu
dalam jangka panjang. Dia ingin mempertahankan relasi itu untuk atau sampai
2024.
FPI termasuk
pendukung Anies, mau tidak mau Anies harus menjaga dukungan itu. Apakah ini
akan berlanjut pada kontestasi berikutnya di pilkada 2022 atau pilpres 2024?
Itu sifatnya kemungkinan. Kondisi masih sangat dinamis. Namun, pengamat Ahmad
Syarif menilai ada harga yang harus dibayar dalam kunjungan Anies tersebut.
Karena, menurutnya, FPI tak begitu populer di sejumlah kalangan.
Rizieq Shihab
ditetapkan sebagai tersangka pada 2017 dalam kasus penyebaran konten
pornografi—tudingan yang disebut Rizieq sebagai fitnah dan upaya kriminalisasi.
Rizieq kemudian pergi ke Arab Saudi dan bermukim di sana selama kurang lebih
tiga tahun, meski pada 2018 penyidikan kasus itu dihentikan polisi. Ia juga
pernah dilaporkan atas kasus-kasus lain, seperti dugaan penodaan Pancasila.
Meski Anies
memenangkan Pilkada itu, menurut Adi, kemenangan Anies tak semata-mata
disebabkan dukungan kelompok Islam yang diterimanya. Politik identitas itu
justru hanya membuat ketegangan yang tidak berkesudahan, tapi secara elektoral
tidak terlalu menguntungkan.
0 komentar:
Posting Komentar