Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan
Persaudaraan Alumni (PA) 212 saling tuding soal kelompok yang memecah belah
bangsa. Aksi saling tuding itu buntut dari rencana Aksi 212 pada 2 Desember
mendatang.
Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan mulanya
mengkritik rencana aksi tersebut dengan menyinggung gerakan pemecah belah
bangsa. Ia menyentil kelompok PA 212 memainkan isu politik identitas.
Rahmat menilai politik identitas merupakan
kejahatan politik yang akan menjadi kejahatan kemanusiaan. Dia mengatakan
sebuah bangsa seharusnya mewarisi kebaikan pada generasi muda, bukan energi
negatif seperti politik identitas.
"Dar'ul mafasid, muqoddamun ala jalbi al masalih,
bahwa mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemaslahatan,"
ujarnya.
Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif kemudian
merespons dengan mempertanyakan alasan PBNU mengkritik rencana aksi reuni 212.
Di sisi lain, Slamet menyarankan PBNU mengurus kadernya yang terlibat kasus
korupsi.
Slamet memang tak menyebut siapa kader PBNU
yang tersangkut kasus korupsi. Namun demikian, belum lama ini, Bendahara Umum
PBNU Mardani Maming jadi pesakitan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi.
"Sudahlah, NU fokus urus kadernya yang
terlibat korupsi, rampok uang rakyat ataupun yang terbaru pemalsuan uang baik
yang di pusat maupun di daerah-daerah," kata Slamet.
Slamet juga menuding balik PBNU dan mengatakan
bahwa mereka adalah pihak yang selama ini justru memecah belah bangsa. Slamet
mengungkit sejumlah pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang berasal
dari NU.
"Merekalah yang patut diduga menjadi otak
pembubaran HTI dan FPI. Bahkan, sekarang sedang diincar yang berbau-bau Wahabi
agak digilas juga. Introspeksi dong, kalau perlu ngaca," tuturnya.
Slamet menegaskan Aksi 212 tetap akan digelar
pada 2 Desember nanti. Reuni Aksi 212 nantinya tetap membawa tuntutan seperti
Reuni Aksi 411 dengan mendesak Jokowi
untuk mundur, karena dinilai gagal dalam menjalankan pemerintahan.
"Kata pepatah, anjing menggonggong kafilah
berlalu. Kami tetap kafilah, biarkan mereka jadi apanya," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar