Gerakan Seribu Embung yang diinisiasi Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo sejak tahun 2016 lalu telah melebihi target. Hingga
kini, total sudah 1.135 embung dibangun untuk irigasi dan air bersih se-Jawa
Tengah.
Ganjar mengatakan, pendanaan yang digunakan
untuk membangun embung tidak hanya berasal dari APBD saja, tetapi juga dibantu
banyak pihak termasuk gelontoran dari pemerintah pusat.
"1.000 (embung) itu cita-cita karena
bantuannya cukup banyak. Kabupaten membantu, CSR membantu, pusat membantu jadi
kita kelompokkan," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/11).
Embung merupakan penampung air hujan serupa
waduk yang dibangun dengan tujuan pemanfaatan air hujan, terutama memperbaiki
kualitas air yang digunakan petani dalam sistem irigasi pertanian dan juga
untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sehari-hari.
Ganjar menyebutkan, dengan adanya embung hasil
panen pertanian juga menjadi lebih berkualitas dan jumlahnya meningkat.
Pariwisata juga bisa diandalkan di sekitar embung sehingga kehidupan masyarakat
juga bisa lebih makmur dan tercukupi.
"Lebih banyak embung juga bisa dipakai
sebagai cara kita mengelola air, masa air hujan lewat begitu saja? Kalau banjir
orang marah-marah kan. Kalau itu (air hujan) dikumpulkan, apakah bentuknya
waduk atau embung, ini bisa untuk pariwisata, suplai air dan tentu saja
pertanian yang ada di sekitarnya akan lebih bermanfaat," jelasnya.
Keberhasilan program seribu embung ini juga
akan terus dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan agar
jumlah embung yang dibangun bisa lebih banyak lagi.
"Maka kita akan teruskan program ini dan
semakin hari semakin bisa kita punya cara untuk melibatkan pemangku
kepentingan, sehingga sumber anggarannya tidak dari pemerintah saja. Mungkin
CSR, filantrop kita bisa jadikan satu untuk membuat lebih banyak lagi,"
ujarnya.
Manfaat pembangunan embung diungkapkan Sriyono,
selaku Kepala Desa Gudangharjo, Kecamatan Parunggupito, Kabupaten Wonogiri. Ia
menuturkan, embung Gudangharjo mampu menghidupi 95 persen penduduk Desa
Gudangharjo yang terdiri dari 500 penduduk di 8 dusun itu.
"95 persen penduduk yang ada di Desa
Gudangharjo ini, terdiri dari 8 dusun yang memanfaatkan embung ini. 95 persen
tadi dari jumlah penduduk kami 500, kepala rumah tangga 400 sekian yang
menggunakannya," ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan pengelola embung
Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung bernama Mujib yang
memanfaatkan embung sebagai destinasi wisata baru di Temanggung. Ia menyebut,
dalam satu bulan pengunjung yang datang bisa mencapai 500 sampai 1.000
wisatawan.
Ia pun menghaturkan terima kasih kepada Ganjar
dan juga pemangku kepentingan lainnya yang telah bergotong-royong membangun
seribu embung di seluruh Jawa Tengah.
"Jadi dengan dibangunnya embung itu,
dijadikan sekaligus tempat wisata. Ramai saat weekend, rata-rata 500 sampai
1000 pengunjung dalam satu bulan. Tiket masuk per orang 5.000, artinya warga
sekitar bisa berjualan di area embung, anak-anak muda bisa ikut kerja dalam
embung ini," tutur Mujib.
0 komentar:
Posting Komentar