Pengamat politik
sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menduga, Partai Nasdem tak
ingin kehilangan kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Jokowi. Oleh
karenanya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersikukuh menyatakan
hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja kendati diisukan renggang
pascadeklarasi pencalonan presiden Anies Baswedan.
Menurut Ray,
Nasdem tetap membutuhkan para kadernya berkiprah di pemerintahan. Apalagi,
partai yang dimotori Surya Paloh itu punya tiga kursi menteri di kabinet yakni
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Kehutanan dan
Lingkungan Hidup (LHK), serta Menteri Pertanian.
Dengan mengusung
Anies Baswedan sebagai capres, Nasdem mungkin akan menerima limpahan
elektabilitas. Namun, angkanya diprediksi tidak besar. Diperkirakan, coat-tail
effect atau efek ekor jas lebih banyak didulang Demokrat dan Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) ketimbang Nasdem. Padahal, dengan mengusung Anies, pemilih
moderat Nasdem akan beralih lantaran partai yang semula mereka dukung terlihat
sebagai oposisi Jokowi.
Oleh karenanya,
Ray mengatakan, Nasdem tetap perlu terlihat mendukung Jokowi agar tak banyak
dirugikan secara elektoral. "Suasana sekarang, Nasdem lebih membutuhkan
tetap berada di kabinet daripada Pak Jokowi terhadap Nasdem," ujarnya.
Kendati
demikian, menurut Ray, posisi Nasdem di kabinet tetap tidak aman. Dia menduga,
selambat-lambatnya Jokowi akan mencopot menteri Nasdem pada Februari 2023. Dari
tiga kursi, sosok Menkominfo Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin
Limpo memungkinkan diganti. Sementara, Menteri LHK Siti Nurbaya mungkin
dipertahankan karena kinerjanya baik.
Ray mengatakan,
Jokowi butuh ketenangan untuk menyelesaikan sisa masa jabatannya hingga 2024
mendatang. Sementara, keberadaan Nasdem di pemerintahan terus menuai pro dan
kontra setelah deklarasi pencapresan Anies Baswedan. "Pak Jokowi butuh
ketenangan politik, sementara Nasdem butuh riuh rendah politik," kata Ray.
"Jadi, pilihannya memang dua, mundur atau dimundurkan," lanjutnya.
Sebagaimana
diketahui, isu keretakan hubungan Surya Paloh dan Jokowi menguat setelah Nasdem
mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pemilu 2024. Berulang kali
Nasdem disentil oleh PDI Perjuangan, partai penguasa yang menaungi Jokowi.
Relawan Jokowi juga mendorong presiden menarik mundur menteri Nasdem.
Paloh juga
bilang, Nasdem ingin tetap berada di barisan partai pendukung Jokowi hingga
akhir masa jabatan pada 2024 mendatang. "Bukan karena kita mencalonkan
Bung Anies Baswedan hubungan kita harus retak, hubungan kita harus berpisah,
perasaan hati kita sebagai kader mengurangi rasa kedewasaan kita,".
0 komentar:
Posting Komentar