Jokowi
mengeklaim, tingkat inflasi di Indonesia masih terkendali setelah kenaikan
harga bahan bakar minyak, yakni berada di bawah 5,9 persen.
"Inflasi
juga masih terkendali setelah kenaikan BBM, kita masih di angka di bawah 5,9
(persen). Ini juga tetap harus kita syukuri," kata Jokowi.
Ia membandingkan kondisi inflasi Indonesia
dengan Argentina yang sudah mencapai 83,5 persen dengan kenaikan suku bunga
sebesar 3.700 poin, sedangkan perubahan suku bunga di Indonesia 75 basis poin.
Menurut
Jokowi, inflasi dapat terkendali karena pemerintah tidak hanya bekerja secara
makro, berbeda dengan negara-negara lain yang menurut dia hanya menaikkan suku
bunga.
"Kita
tidak hanya urusan menaikkan suku bunga yang itu menjadi kewenangan dari Bank
Indonesia, tetapi dalam praktik riil kita juga langsung masuk ke sumbernya,
yaitu apa, kenaikan barang dan jasa," kata Jokowi.
Ia mengatakan, pemerintah pusat telah memberi
kewenangan bagi daerah menggunakan dana transfer umum dan belanja tak terduga
guna menekan angka imflasi. Dana tersebut antara lain bisa digunakan untuk
membayar ongkos mengangkut komoditas pangan dari daerah produsen sehingga harga
jual di pasar tak berbeda dengan harga jual dari para petani.
0 komentar:
Posting Komentar