Mendag
Zulkifli Hasan mengusulkan dana Rp100 triliun untuk menyerap hasil pertanian
dari para petani. Mendag Zulhas menjelaskan usulan tersebut disampaikan agar
petani lebih sejahtera dan harga bahan pokok seperti beras, jagung, dan
lain-lainnya bisa terjaga pasokannya dan harganya terjangkau.
“Petani
kita itu dari 50 tahun tidak beranjak kesejahteraannya. Sama saja. Nah, kita
ingin agar petani itu mengurus pertanian saja, tidak usah mengurusi harga. Nah
kita akan atur itu. Rp100 triliun kita ajukan setahun,” ujar Mendag Zulhas.
Menurut
Zulhas saat ini kebutuhan pokok relatif stabil. Meski demikian, kondisi pangan
Indonesia masih rawan disebabkan tidak adanya cadangan pangan, selain beras.
“Negara ini
nggak ada stoknya, jagung nggak ada, kedelai nggak ada. Makanya ini harus
ditata lagi,” ujar Zulhas.
Apalagi,
kata dia, harga beras pun saat ini sedang merangkak naik di beberapa daerah
karena harga gabah dari Rp4.500 per liter naik jadi Rp5.500 per liter. Dia
menegaskan, persoalan beras tidak akan tawar menawar, sebab pengaruhnya
terhadap inflasi sangat tinggi.
“Terhadap inflasi 3,3 persen. Beras langka
tidak kebayang. Impor pun saya rela, agar itu betul-betul dijaga. Kalau mahal
harus ada operasi pasar,” tegasnya.
Oleh karena itu, Zulhas mengatakan peran Bulog
harus dikembalikan seperti dulu sebagai stabilitator harga. Pasalnya, kondisi
Bulog saat ini dinilai sulit mendistribusikan stoknya karena bantuan sosial
atau bansos berupa uang tunai. “Dulu kan ada beras raskin, rastra disalurin 3
bulan sekali. Sekarang kan Bulog harus jualan juga, sulitlah dia. Jadi Bulog
harus kayak dulu sebagai stabilitator, bukan komersil,” ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar